Slider Post
Filtered Label Post
Baca Juga

For Revenge dan EP "Sebelum Merayakan": Sebuah Kisah Patah Hati yang Harus Kamu Dengar

Asset: Sony Music Entertainment Indonesia

Bayangkan ini: kamu duduk di ruangan gelap dengan hanya suara musik mengisi keheningan dalam playlist Spotify andalan. Lagu demi lagu bergulir, dan setiap bait lirik seolah berbicara langsung ke hatimu. Lalu playlist kamu ter-shuffle ke mini album terbaru For Revenge, "Sebelum Merayakan", yang dirilis pada 18 Januari 2025.

Lima lagu, lima perjalanan emosi. Dari Sadrah, Penyangkalan, Semula, hingga Kala Luka Berpesta, dan tentu saja single andalan mereka, "Menunggu Giliran". Setiap lagu membawa kita ke sudut-sudut perasaan yang mungkin pernah kita coba lupakan: kehilangan, kekecewaan, penyesalan, dan harapan yang tersisa di ujung luka.

Lagu "Menunggu Giliran" terasa sangat spesial. Bukan hanya karena menggandeng Elsa Japasal alias Eca Aura, seorang figur populer yang biasanya kita lihat di layar kaca atau YouTube berbau komedi dan bertema talkshow hingga podcast. Tetapi juga karena liriknya yang begitu dalam, seperti menggambarkan jiwa yang tersesat, tak tau lagi melangkah, dan tak lagi percaya akan dia yang mengatur kehidupan, lantas kemana arah pulang saat ia hanya menunggu—entah takdir, atau mungkin akhirnya hingga ajal menjemput.

Ke mana arah pulangmu? Ke mana ajal menuju? Jika kau tak lagi percaya...

Kalimat itu seperti mengunci pendengarnya dalam renungan. Siapa pun yang pernah merasa kehilangan arah akan mengerti makna di balik kata-kata tersebut. 

For Revenge, bukanlah band baru. Band ini dibentuk pada 18 April 2006, dengan nama yang menyiratkan arti mendalam: "For Revenge" adalah pembalasan atas luka-luka yang mereka alami, yang kemudian mereka ubah menjadi karya musik

Sebelum tenar seperti sekarang di seluruh penjuru Indonesia. For Revenge sudah terlebih dahulu dikenal di gigs-gigs skala kecil di Bandung. Melalui single "Sendiri" band ini masuk dalam nominasi Best Rock Song di ajang penghargaan musik indie Asia Tenggara, VIMA 2013.

Saat awal dibentuk, mereka memainkan lagu-lagu pop-punk yang tenar kala itu seperti Blink 182 dan Sum 41. Tapi waktu berubah. Musik mereka berevolusi. Dan begitu juga perjalanan mereka.

Perjalanan yang tidak selalu mulus, berkali-kali pergantian personil hampir meruntuhkan segalanya. Adanya gejolak pergantian vokalis terus-menerus dalam tubuh For Revenge membuat mereka seakan hidup namun tak terdenga. Hal ini memantik kekecewaan For Revenge Family (Basis Penggemar For Revenge)

Namun segalanya berubah pada 2019. Boniex Noer, yang pernah menjadi vokalis pada 2009, akhirnya kembali. Sosoknya membawa semangat baru. Bersama Cikhal Nurzaman (eks Revenge The Fate) yang bergabung di posisi gitar, mereka mulai menulis babak baru. Dan babak itu membawa mereka ke panggung-panggung besar, festival demi festival, hingga akhirnya menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia di tahun 2024.

Video Klip yang Mengajak Berpikir dan Merasakan

Bukan hanya musik mereka yang berbicara, tetapi juga video klip yang mereka sajikan. For Revenge benar-benar tahu cara membuat cerita yang membuat kita penasaran. Untuk EP "Sebelum Merayakan", mereka menggandeng A Space Team Production, dengan penulis skenario Widya Arifianti.

Cerita di balik video klip mereka saling terkait, seperti potongan puzzle yang perlahan menyatu. Tokoh Rana (diperankan oleh Tubagus Ali) dan Sera (diperankan oleh Hasyakyla Kusumawardhani) menjadi pusat dari cerita ini. Ada cinta, ada luka, dan ada penyesalan yang terasa begitu nyata.

Bayangkan ini: sebuah adegan di mana Rana dan Sera bertemu, penuh harapan, tetapi kenyataan memisahkan mereka. Dan di latar belakang, lagu "Sadrah" dengan liriknya yang menyayat hati:

Sudahlah, kali ini aku kalah, kehilangan mahkota, Kau dan dia pemenangnya.

Atau ketika lagu "Penyangkalan" bergulir, dan kita melihat Rana terjebak dalam kenangan yang terus menghantuinya:

Dia masih di sini, dan menari-nari, perlahan menghantui, kenyataan yang sepi.

Kemudian, disambung dengan lirik lagu "Semula" yang makin membuat kita berpikir, apa yang ingin For Revenge ungkapkan dan utarakan dalam album terbaru mereka nanti?

Semestinya kau dan aku tak pernah bermula, dan saling melupa.

Setiap video klip terasa seperti potongan cerita yang membuat kita ingin tahu lebih banyak, ingin terus menonton, mencoba memahami makna yang tersembunyi.

Kisah yang Menggambarkan Kita Semua

Asset: Sony Music Entertainment Indonesia

EP "Sebelum Merayakan" bukan hanya sekadar musik. Ini adalah cerita. Cerita tentang kita—mereka yang pernah jatuh, pernah terluka, dan mencoba untuk bangkit lagi. For Revenge mengingatkan kita bahwa luka bukanlah akhir. Bahwa ada keindahan dalam patah hati, dan bahwa musik bisa menjadi tempat kita bersembunyi, sekaligus tempat kita sembuh.

EP ini adalah bagian dari perjalanan menuju album terbaru mereka, "Perayaan Patah Hati – Babak 2". Dan kita tahu, ini baru permulaan. Akan ada cerita-cerita lain yang siap mereka ceritakan.

Jadi, jika kamu butuh teman di saat-saat gelap, coba dengarkan EP "Sebelum Merayakan". Biarkan musik For Revenge menjadi suara untuk perasaan yang mungkin sulit kamu ungkapkan. Karena pada akhirnya, musik adalah tentang kita semua.

Posting Komentar

Kolom Opini