Slider Post
Filtered Label Post
Baca Juga

Toko Barang Mantan: Menggali Kenangan dan Cinta yang Tak Terungkap dalam Sebuah Nostalgia

Baru aja selesai nonton, setelah suntuk seharian ga ngapa-ngapain. Akhirnya buka Netflix dan nonton Toko Barang Mantan, dulu sempet jadi inceran gue di Bioskop, sayangnya di Jember waktu itu hanya tayang bentar banget, sedangkan gue masih sibuk dengan segala ya lo taulah hal-hal yang gue ga sukain. 

Gue bakalan cerita sambil review, sebelumnya gue minta maaf akan ada SPOILER! diseluruh review gue, jadi kalo lo maksa baca, ya terima apa yang gue liat, dan gue nggak bener-bener orang yang review serius, so jangan berharap banyak, ini hanya review menurut gue ya.


Film dari MNC Pictures ini, membawa nostalgia yang lumayan banyak. Khusunya bagi orang yang memang ingin melupakan mantan, cerita bagaimana Tristan memulai Toko Barang Mantan, dan hubungannya yang kurang begitu baik dengan Ayahnya, sepeninggal Ibunya yang telah lama pergi sejak ia SMP. Membuat Tristan kurang begitu percaya akan Cinta, karena menurutnya Cinta tak perlu diungkapkan, tapi dirasakan dan bagaimana ia memperjuangkan cinta yang ia percayai selama ini.

Sayangnya, ditengah peliknya hidup yang sedang Tristan jalani, Toko yang ia bangun bermula dari bazar kampus itu, menemui masalah dari sang pemilik, bukan hanya sewa toko yang belum terbayar tapi seseorang kembali hadir dalam hidup Tristan.

Laras, mantan Tristan yang membuatnya sempat merasakan cinta untuk dirasakan, bahkan Tristan masih menyimpan Jam Tangan pemberian Laras. Singkat cerita Laras menemui Tristan untuk mengabari bahwa ia akan menikah dengan Nino. Sayangnya Laras dan Nino bertengkar karena Laras dikejutkan dengan Nino yang ingin pindah ke Belanda usai mereka menikah.

Laras kembali lagi ke Toko Tristan dan menceritakan semuanya, bahkan ia menjual cincin pemberian Nino. Melihat kesempatan Tristan ingin memperjuangkan kembali cintanya, tapi semua tak berjalan semestinya, ia bertengkar dengan karyawannya, ia melanggar apa yang ia percayai, mengarang seluruh barang yang ada di Toko Barang Mantan, walaupun dulu ia percaya bahwa setiap barang mempunyai cerita. Alih-alih menepati apa yang ia percayai, Tristan yang kepalang ingin membuat tokonya maju, memulai menjual barang-barangnya ke sosial media, dan semuanya mulai membaik.

Ia berniat memperjuangkan Laras, setelah skripsinya ditolak dekan karena menunggak uang cuti dan terancam drop out. 

Film ini dari awal hingga pertengahan memberikan kesan alur yang begitu rumit, walaupun terlihat mudah, dari menceritakan sang tokoh yang mempunyai usaha kemudian mempunyai masalah, hingga bertemu seseorang yang pernah ada dalam hidupnya, seperti yang kebanyakan kita tahu, bagaimanapun caranya move on, bila mantan kembali? Apa yang akan terjadi? Semua kenangan akan kembali lagi.

Sepertinya itu yang dirasakan tokoh utama, film ini selain mempunyai cerita yang menarik juga mempunyai emosi, setiap adegan kebanyakan memiliki momen dan rasa yang kuat, ditambah pemilihan set yang tidak begitu banyak, dengan angle pengambilan gambar yang begitu nyaman untuk dinikmati.

Lanjut, pada cerita film ini. Sang karakter utama Tristan mulai kehilangan arah, dan ada disatu momen ia bertengkar dengan Laras perihal ia tak pernah mengungkapkan kata cinta. Walaupun itu begitu berarti bagi Laras. Tristan yang melihat cincin yang dijual Laras ada lagi dijemari Laras, bertanya bagaimana bisa, ternyata Nino membelinya dan ingin memulai kembali dengan Laras.

Tristan dan Laras bertengkar dan itu menjadi salah satu scene paling menguras emosi menurut gue. Disana tak hanya bagaimana Reza Rahardian yang memerankan Tristan begitu menjiwai karakternya seolah ia dengan dunianya yang tak sehangat seperti Laras yang diperankan Marsha Timothy.

Puncak film ini pun membuat penonton secara tidak langsung, melihat apa itu arti mengikhlaskan. Ketika Tristan hendak meminta maaf dan memberi cincin yang belum sempat Tristan berikan kepada Laras, melihat Laras di Rumahnya berkumpul dengan keluarganya serta Nino.

Pada akhir film, 20 bulan setelahnya, kelulusan Tristan, hingga ia yang memberikan Tokonya kepada dua karyawannya Rio dan Amel, sebagai hadiah pertunangan Rio dan Amel. Tristan memberikan Cincin yang tak pernah ia berikan ke Laras untuk dijual di Toko Barang Mantan, dan ternyata setelah hari berlalu ia mendapati kabar bahwa cincinnya terbeli. Dan yang membeli adalah Laras.

Film ini gak terlalu membosankan, malah membuat penasaran bagaimana dan kenapa bisa. Namun semua pertanyaan saat melihat film seolah hanya dijawab melalui dialog-dialog dan mengurani flashback ke masa lalu. Hanya ada sedikit flashback itupun flashback Laras dan Tristan ketika berpacaran.

Ada satu kutipan yang bagus dari Laras.
Gak enak banget rasanya kalau sesuatu yang kamu anggap besar, nggak ada artinya buat orang lain.
Menurut gue, film ini cocok untuk ditonton sebagai teman santai, bisa ngajak siapapun asal bukan mantan aja sih, nanti malah tambah menjiwai nontonnya. Bukannya nonton malah berantem atau balikan? Hahaha.


Sinematografi8
Akting8
Skenario dan Cerita7
Backsound dan Musik7

Sinopsis

Toko Barang Mantan adalah toko jual-beli barang-barang mantan bagi orang-orang yang ingin move-on dari mantannya. Sebagai pencetus ide, pendiri dan pemiliknya, Tristan rela meninggalkan kuliah hukumnya demi bisa fokus mengembangkan toko ini bersama sahabatnya, Amel dan Rio. Berbagai macam kisah-kisah sedih, lucu dan absurd tentang barang-barang tersebut menjadi makanan mereka sehari-hari.
7.5
Skor

Posting Komentar

Kolom Opini