Slider Post
Filtered Label Post
Baca Juga

Bucin: Antara Hype dan Realita, Menggali Karakter dan Cerita yang Setengah-setengah

Film yang udah masuk wishlist gue sejak di announce kalau the journey of Modus will be continue. Lo tau kan kalau di film sebelumnya, Modus. Andovi di ending film lagi santai dan bilang kalau akan ada lanjutannya yaitu Bucin alias Budak Cinta.

Hype nya udah lama banget, dan gila lah menurut gue. Terus ketika filmnya syuting juga gitu, overhyped lah menurut gue ya. Mungkin itu yang membuat ekspetasi publik dan gue juga tinggi terhadap film debutan sutradara Chandra Liow ini, ya walaupun cukup kecewa awalnya dengan perubahan karakter Kirana yang berganti pemerannya, dan nanti gue akan bahas hal itu. Sekaligus tidak hadirnya karakter pendukung di film Modus sebelumnya seperti Reza Oktovian, Marlo Ernesto, Rayi Putra dan Kemal Pahlevi. 


Mungkin karena menurut produser ataupun Jovial sebagai penulis skenarionya, karakter mereka udah nggak terlalu penting ataupun merasa Bucin sebagai stand alone, alias film baru yang nggak lagi berkaitan dengan film sebelumnya alias Modus. Tapi menurut gue sebelum ngomongin Bucin gue rasa bukan hanya gue yang menilai Modus jauh lebih baik daripada Bucin.

Bucin gue pandang sebagai film yang setengah-setengah dalam hal cerita dan akting, seolah gue nggak ngeliat film yang berakting tapi film yang dimainkan secara biasa aja oleh youtuber kawakan dan nan terkenal. Tak dapat dipungkiri kalau film ini seolah ingin menonjolkan mereka-mereka ini, nggak ada yang salah sebenarnya, cuman sekali lagi film harusnya dapat dinikmati tak hanya hype nya atau teknisnya. Melainkan juga cerita dan karakternya.

Gue harus akui, film ini lumayan bagus dari segi pengambilan gambar, lalu grading yang memanjakan mata bangetlah, editingnya nggak usah dikomentarin sih, gue nyaman ngeliatnya. Tapi selayaknya film ada yang menonjol dan ada yang kurang, dan yang kurang adalah cerita dan aktor/aktris yang memainkannya.

Kita bahas karakternya dulu, ada Jovial, Andovi, Tommy dan Chandra nah dari ketiganya hanya Chandra yang tidak memiliki kekasih alias sebenarnya dia ga bucin. Dan karakter yang menurut gue memainkan peran jauh dari semuanya adalah Andovi dan Tommy walaupun highlight atau spotlight dari film ini fokusnya di Jovial yang ternyata lumayan plot twist diakhir film terhadap tokoh wanita utama, yang dimainkan oleh Susan Sameh.

Jovial nggak terlalu beda dengan sifat atau karakter dia di film Modus, tetap tampak cool dan sok misterius, tipikal cowok brengsek lah, tapi baik. Aneh kan? Aneh emang.

Andovi, yang beda banget karakternya di film Bucin ini. Gue hampir kaget sebenernya, karena di Modus. Andovi adalah tokoh sentral atau utama, yang menurut gue lucu tapi juga punya optimisme dalam menggapai sesuatu, yaitu mengejar Kirana. Di film Bucin, karakter ini seakan berubah menjadi orang yang terlalu bucin, dan seolah setengah bahagia atas hubungannya. Padahal menurut gue karakter dia sudah cukup bagus, tapi di film bucin. Seolah berubah, dan membuat gue kurang nyaman nonton saat scene Andovi bertemu Kirana atau sebaliknya. Terlalu dipaksakan.

Tommy, wah ini yang menurut gue malah nyelametin filmnya, karena selain lucu dan ngeblend dengan lawan mainnya, Tommy cukup menghibur dengan kelucuannya, atau hal-hal yang menurut gue emang perlu dirubah dari Tommy yang sebelumnya di Film Modus dia adalah orang yang terlalu mempermaslaahkan fengshui misalnya, tapi di film Bucin, karakternya berubah dan malah membuat nyaman gue nonton saat scene dimana Tommy muncul.

Chandra, ah lo harusnya udah tau sih kalau ada atau nggak adanya karakter ini ga terlalu berpengaruh hanya cukup menghiasi aja, dan gak cukup kuat untuk menggantikan karakter Arap di film Modus. Dan ada satu hal yang gue benci, yaitu pengulangan kata yang harusnya ya gausah dijelasin sih. 

Gue adalah master escape room

Gue seolah membandingkan Modus dan Bucin sebegitunya? Iya gue akui karena ekspetasi gue sebegitu tinggi terhadap Bucin, dari yang awalnya gue pengen nonton di bioskop sampai gue harus berbesar hati karena ditunda, dan gue beryukur filmnya di streamingkan di Netflix. Karena bisa di pause kalau merasa bosan, dan dilanjut lagi setelahnya.

30 Menit awal gue bingung, arah film ini mau dibawa kemana, dari jokesnya sampai gue udah tau kalau film ini pasti plot twist dari kata-kata Jovial diawal, kalau dia mau ngajak temen-temennya ikut kelas anti Bucin dari orang yang sering DM dia, seolah ini emang udah kasus revenge atas sesuatu.

Kemunculan karakter Vania juga lumayan mengganggu diawal, karena terlihat begitu berbeda dengan karakter wanita lainnya di film ini, Baik Julia tunangan Tommy, Kirana yang sifatnya berubah dari di FIlm Modus, atau Chila cewek Jovial yang udah empat tahun pacaran. Karakter Vania begitu mendistraksi dan menonjol sendiri.

Dan kita tau jawabannya kenapa, karakternya begitu berbeda. Gue gamau spoiler endingnya sih, biar kalian masih ada alasan buat nonton film ini. Selanjutnya, Kirana yang gue cukup sorotin disini. Diperankan Widika Sidmore yang kemarin cukup menarik perhatian gue saat jadi model vidio clip NOAH.

Kirana sungguh berbeda dari Kirana di film Modus, dan gue nggak tau kenapa. dari sifat hingga gaya pembawaan karakternya, yang terkesan bossy. Padahal di film Modus karakter Kirana begitu innocent atau karakternya cukup baik, diperankan oleh Melayu Nicole.

Overall filmnya cukup bisa dinikmati, dan nggak terlalu mengecewakan selain dari sisi yang sudah gue bahas, cerita dan porsi akting dari tokoh utamanya yaitu Andovi, Chandra. Dua karakter ini menurut gue seakan tidak akting, tapi menjadi diri mereka yang biasa gue tonton di Youtube. Selain itu kemunculan cameo beberapa Youtuber juga seakan membawa gue ke film Youtuber dulu. Sebut saja ada JWest Bros (Andy & Victor), Kyra Nyda, Anderu Bionty, Step by Step ID, dan beberapa lainnya. 

Plus kemunculan cameo selebriti, yang cukup kaget sebenernya walaupun udah di mention sebelumnya, scene Deddy Corbuzier dan Gading Marten cukup menghibur dan cerdas penempatannya, gue rasa Chandra sebenarnya pintar selain dalam mengolah pengambilan gambar di film ini, tapi ya mungkin dia kurang bisa mengarahkan karakternya sendiri dan Andovi.

Yha gue gamau banyak ngomongin teknis atau beberapa hal yang harusnya gue bahas, atau gimana nyambungya scene Vania dan Jovial plus terlibatnya Chandra atas kejadian tersebut, tapi ada qoutes yang cukup bagus dari film ini.

Gue tau, mau gue apa

Cinta itu memaafkan

Bukan qoutes sih mungkin, lebih ke kata-kata yang cukup bagus untuk dijadikan pijakan haha. 

Ya lo harus liatlah kalau udah langganan Netflix, kalau belum ya langganan dong, beli di Twitter kek, sign up pake jenius kek, atau hubungi temen Gue Daffa, cari twitternya di following gue. Hahaha

Yaudah, gitu aja. Film yang cukup setengah-setengah, harusnya bisa jauh lebih wah.

Sinematografi8
Akting5
Skenario dan Cerita4
Backsound dan Musik7

Sinopsis

Film berkisah tentang tiga sahabat, Andovi, Jovial, dan Tommy yang sudah terlalu lama menjadi budak cinta alias bucin. Agar tidak semakin parah, mereka berniat untuk mengikuti Kelas Anti Bucin. Sebagai bentuk dukungan, Chandra pun ikut menemani tiga sahabatnya. Kelas Anti Bucin sendiri dipimpin oleh Vania yang diperankan oleh Susan Sameh.

Di luar dugaan, ternyata Kelas Anti Bucin yang mereka ikuti menggunakan konsep escape room. Setiap orang yang ikut dalam kelas itu diisolasi dalam ruangan penuh tantangan ekstrem, tanpa boleh membawa telepon genggam.

Padahal, Andovi sangat tidak bisa lepas komunikasi dari kekasihnya, Kirana (Widika Sidmore). Tommy pun selalu diteror oleh kekasihnya, Julia (Karina Salim), yang sudah sangat ingin dinikahi.

Apakah kelas dari Vania bisa menghilangkan kebucinan Andovi da Lopez dan Tommy? Bagaimana dengan Jovial? Apa tujuan utamanya mengikuti Kelas Anti Bucin, meski merasa tidak terlalu terikat oleh kekasihnya, Cilla (Kezia Aletheia)?
5.5
Skor

Posting Komentar

Kolom Opini