Slider Post
Filtered Label Post
Baca Juga

Kenapa Garam & Madu, Hipdut - Bukan Hanya Sebuah One Hit Wonder?

Mustahil rasanya, jika selama satu tahun terakhir ini kalian gak pernah denger lagu yang satu ini, "Garam & Madu". Lagu ini ada di mana-mana: mulai dari warung kopi, konten FYP TikTok, hingga playlist kafe-kafe anak skena gaul ibu kota. Lewat kolaborasi apik dari Tenxi, Naykilla, dan Jemsii, lagu ini menjadi sebuah anomali sekaligus  fenomena yang mengguncang blantika musik Indonesia. Tak sekedar jadi bahan perbincangan, melainkan dicaci sekaligus diputar hingga ratusan juta kali.

Asset: Instagram @naykillaaa

Garam & Madu, bukan sekedar lagu viral. Lebih dari itu, karena melalui lagu ini kita jadi tahu bahwa dua genre  yang dipadukan jadi satu bisa diterima begitu cepat lewat hebatnya algoritma sosial media, memperkenalkan kita dengan Hipdut. Racikan baru dari genre Hip-hop dan Dangdut tapi berhasil mengguncang selera musik satu negara dalam waktu singkat.

Viral Dalam Sekejap?

Sejak perilisan Garam & Madu pada 20 Desember 2024 lalu, tidak ada yang menyangka jika efeknya akan sebegitu besarnya. Hingga detik ini, video klipnya di Youtube bahkan sudah ditonton lebih dari 139 juta kali, lengkap dengan gaya night vision yang sempat dijadikan meme seolah mereka sedang berada di sebuah acara misteri. Di Spotify pun tak kalah gilanya, pada streaming platform tersebut lagu ini sudah diputar lebih dari 193 juta kali. Dalam hitungan minggu, lagu ini saja sudah mendapatkan 1-2 juta kali putar sejak perilisannya. Meski, sebelum resmi rilis. Tenxi sudah merilis versi speed up terlebih dahulu lewat TikTok pribadinya, disusul oleh Naykilla. Lagu ini pun viral dan merajai FYP Tiktok yang kala itu dari seribu, sepuluh ribu  video hingga satu juta video dalam waktu singkat.


Sayangnya, sukses dan viralnya lagu ini juga berdampak kepada tanggapan publik tentang Garam dan Madu. Hujatan datang dari berbagai sisi, mengkritik musiknya yang dianggap kampungan, aneh  dan liriknya yang terlalu mengganggu. Hingga menyerang para personilnya secara personal, hal ini terlihat dari ramainya Twitter mengkritisi tweet-tweet lama Tenxi.

Sosok Jenius di Dapur Rekaman

Di balik lagu yang terdengar nyeleneh dengan musik yang nyantol di telinga ini, ada sebuah riset dan visi yang matang. Otak di baliknya adalah sang produser, Jemsii. Rupanya, formula Hipdut sudah ia persiapkan selama tiga tahun. Melalui riset yang cukup panjang. Jemsii dikenal gemar membuat remix lagu-lagu luar dan Indonesia, dan terinspirasi dari genre seperti breakbet hingga akhirnya menciptakan warna musiknya sendiri melalui Hipdut.


Pertemuan ketiganya pun, cukup random. Dalam podcast Raditya Dika. Jemsii dan Tenxi ternyata bertemu di sebuah channel Discord di mana mereka sering bermain game bersama, dan menemukan visi yang sama dalam bermusik. Sementara Naykilla baru bergabung setelah mereka sering bertemu di sebuah studio musik. Tenxi awalnya merasa butuh teman duet yang seru, untuk membawakan lagu yang ia nilai sangat sayang jika hanya dibawakan sendiri. Jemsii yang mengenal Naykilla akhirnya mengajaknya bergabung untuk melengkapi trio fenomenal ini.

Transformasi Naykilla


Salah satu, hal yang patut diapresiasi adalah bagaimana Naykilla bertransformasi. Sebelum dikenal melalui Garam & Madu, Naykilla sudah lebih dulu menjadi penyanyi solo dengan lagu-lagu pop berbahasa Inggris, dengan single "You" dan "2ND". Meski, tak begitu populer lewat kedua lagu tersebut Naykilla nampak kalem dan tak seenerjik saat ia membawakan lagu Garam & Madu.

Bukan Sekadar 'One-Hit Wonder'

Banyak yang ragu, dengan kesuksesan lagu Garam & Madu. Ada yang bilang kalau nasib mereka, akan sama seperti musisi viral lain yang hanya muncul sekali lalu tak akan pernah terdengar lagi. Namun, untuk menjawab keraguan tersebut. Ketiganya kembali merilis single kedua, "Kasih Aba-Aba", pada 28 April 2025. Masih dengan formula Hipdut yang sama, namun terdengar jauh lebih matang. Apalagi dipadukan dengan nyelenehnya video klip mereka yang berkeliling kota dengan mobil bak terbuka. Hasilnya? Video klipnya ditonton lebih dari 28 juta kali di Youtube dan lagunya diputar 66 juta kali di Spotify. 


Mematahkan asumsi publik, bahwa mereka hanyalah musisi one hit wonder. Tak berhenti disitu, Tenxi dan Jemsi kembali berkolaborasi. Meski kali ini bukan dengan Naykilla. Mereka merilis single terbaru bertajuk "mejikuhibiniu" menggandeng Suisei pada akhir Juni 2025, yang cukup sukses dengan lebih dari 36 juta kali pemutaran di Spotify. Mereka berhasil membuktikan, bahwa ini bukan hanya sebuah keberuntungan sesaat.

Menjadi Tren, dan Para Pengekor

Tak dapat dipungkiri, kesuksesan masif "Garam & Madu" menciptakan sebuah tren. Kini, banyak musisi lain berlomba-lomba membuat musik dengan gaya serupa, memadukan hip-hop, dangdut dan sedikit sentuhan musik elektronik. Berharap bisa ikut mencicipi manisnya viralitas Hipdut.

Namun, setidaknya hingga hampir satu tahun sejak perilisannya, belum ada yang bisa menandingi formula dan 'sihir' dari Garam & Madu. Lagu ini tetap menjadi standar bagi genre yang ia lahirkan sendiri. Lagu yang terpatri dalam otak kita berhari-hari, entah karena musiknya atau karena liriknya yang cukup nempel dalam kepala kita.

Guilty Pleasure atau Perubahan?

Jadi, apakah Garam & Madu sekadar guilty pleasure atau lagu yang nyeleneh namun kebetulan viral? Rasanya bukan hanya itu, dengan angka-angka yang sudah berbicara, dan dampak nyata terhadap bagaimana generasi sekarang bereaksi terhadap musik Hipdut. Lagu ini telah terbukti lebih dari itu.


Garam & Madu, adalah sebuah perubahan dan bukti bahwa kejeniusan dalam musik kadang bisa saja datang dari tempat yang palint tak terduga dan berhasil membuka pintu baru dari kreativitas musik populer di Indonesia. Kini, kita patut menunggu gebrakan apalagi yang akan lahir dari Jemsii dan label antinrml-nya. Meski, sudah banyak memperkenalkan musisi baru seperti Ryo, dia, Naufal Syachreza, Anangga dan Suisei. Akankah mereka bisa bersaing dan menandingi trio Tenxi, Naykilla dan Jemsii di naungan label yang sama?

Posting Komentar

Kolom Opini