Suksesnya film Yowis Ben yang pertama sepertinya membuat Starvision berani untuk melanjutkannya menjadi sekuel dengan hadirnya Yowis Ben 2 dengan cerita yang jauh lebih menarik. Saat pertama kali gue lihat trailer-nya, gue udah ngira kalau sebenarnya alurnya bakalan mirip dengan yang pertama, namun dengan racikan yang berbeda. Di sini, Bayu Skak dan Fajar Nugros membuat film tampak hidup, memperlihatkan kehidupan yang naik dan turun, yang naik bisa aja turun dalam satu waktu.
Terbukti di premier film Yowis Ben 2 di Jember kali ini banyak yang harus mengakui bahwa film ini relate ke mereka. Ada haru dan tangis berlinang air mata saat melihat film yang harusnya kocak ini, malah menjadi luapan emosi bagi para penonton. Tangis haru dan tawa bercampur menjadi satu, Yowis Ben 2 sukses mempermainkan emosi penonton dari awal hingga akhir. Cerita yang nampak berjalan santai pada awalnya berubah saat Bayu harus ditinggalkan Susan karena harus kuliah di Jerman. Nonton filmnya dulu deh!
Tentu konflik pertama yang disuguhkan tersebut membuat karakter utama, Bayu, menjadi sedih gak karuan, tapi yang terjadi gak sampai di situ. Konflik dan masalah besar muncul saat kembali di rumah kontrakan Bayu yang harus segera dilunasi, atau mereka harus keluar. Permasalahan Nando pun juga pelik, dengan masalah di mana orang tuanya akan menikah lagi. Yayan pun demikian... Eits, nonton aja deh untuk jawabannya. Plus Doni juga harus menerima kenyataan, kalau ditampar karena... sama sih, jawabannya tonton aja nanti.
Itulah scene pembuka awal yang perlu diperhatikan. Sebenarnya, dari sisi pengambilan gambar dan cerita, Yowis Ben 2 berani keluar dari yang biasanya dilakukan. Mereka memadukan dua unsur yang berbeda, saat unsur satu sebenarnya sudah cukup: masalah finansial dan keluarga, lalu asmara. Semua dibalut menjadi hal yang menguras emosi penonton, meskipun masih kental dengan dagelan Jawa yang gak kalah seru dari Dilan.
Cak Kartolo dan Cak Sapari masih tetap lucu dengan dagelan khasnya. Cak Jon pun memainkan perannya dengan apik lagi di film kedua ini, dan tentunya dari Cak Jon inilah scene haru itu dimulai. Wkwkwk, spoiler dikit lah, yang pasti kalian wajib nonton film kedua Bayu dan kawan-kawan ini.
Peran Anya Geraldine yang awalnya diragukan oleh kalangan fans, nyatanya gue liat wah, untuk pertama kalinya Anya cukup baik memerankan Asih dengan latar belakang Sunda yang cukup baik. Begitu pula spesial cameo-nya dibantu oleh Gibran Rakabuming Raka saat beliau keluar satu studio dan semua orang bertepuk tangan. Bagaimana tidak?
Seorang anak presiden memainkan peran dengan sangat baik, meskipun yang kita tahu kepribadian beliau berbanding terbalik seharusnya, namun mampu mengemban karakter dan melontarkan dialog dengan baik. Seperti khasnya beliau: BIASA AJA. Hehe, kalian bakalan tahu jokes itu nanti. Lanjut, kedua budaya Sunda dan Jawa ini di-balut dengan baik karena emosi yang terjadi di keduanya saling melengkapi. Yowis Ben 2 mengajarkan banyak hal, terutama tentang kesetiaan dan kekeluargaan.
Gak sepiro opo sing nate kok goleki nek dunyo, opo sing gurung pasti tapi siji sing gak mungkin iso kok ganti... siji keluargo niku nomer setunggal kang gak pernah iso pedot seduluran, susah seneng bareng, susah utawa seneng mesti dilewati bareng-bareng..
Nyatanya, Yowis Ben 2 membuat gue sadar kalau pesan yang disampaikan di sini adalah Keluarga itu tempat kembali ternyaman, seperti yang dilontarkan Bayu hari ini.
Kon oleh dolan adoh, kon oleh minggat sing adoh, golek kerjoan, kuliah megawe opo sak liane, tapi siji pandungane keluargo iku nomer siji lan mlayumu bali yo keluargamu sing nerimo kowe opo eneke.
Haha, ya gak ngomong sepanjang itu, tapi gue kias gitu aja, artinya:
Sejauh apapun lo pergi, mau nyari ilmu kek, kerja atau apapun, pasti doa keluarga nomor satu dan kembalinya juga ke keluarga.
Film yang tak terasa bisa membuat kita tersenyum sejenak dan bersyukur. Udah sih gitu aja, nggak mau kritik banyak atau gimana, paling ada beberapa adegan yang jumping atau emang gitu, dan beberapa bahasa Jawa yang harusnya enak di Jawa aja, tapi harus ada bahasa Indonesianya. Ya nggak apa, namanya targetnya bukan harus Jawa saja, bisa dinikmati oleh siapapun. Gue rasa Yowis Ben 2 menjadi bukti bahwa keragaman Indonesia bisa menjadi pemersatu, bukan malah pemecah belah kita.
Yowis Ben 2 udah segitu dulu, spoilernya? Nanti kalau udah seminggu lebih berjalan, pasti ada yang buat ulasan lebih baik dari gue. Walaupun gue biasanya emang suka spoiler di beberapa review, tapi kali ini karena tayangnya masih tanggal 14 Maret, jadi gue harus keep silent dulu lah. Hehe, suwun kabeh rek.
Worth it nggak nih buat di tonton bareng anak-anak? jokesnya amankah? kata jancok misalnya apakah masih ada?
BalasHapusworth it banget kok, Yowis Ben 2 lebih komplek jokesnya pun aman tapi ya kalo lo nunggu jawanya yg pyur kek yang pertama mungkin ngga bakalan terlalu cocok
HapusPeran Laura jadi apa? Kalo ngasih review sekalian castnya dong
BalasHapusminggu ini keknya gue mau bikin review ulangnya, tungguin aja ya :D laura jadi mbak bondol wkwkwk ndak sih, ada kok ntar gue ceritain
HapusJancookkk apik cok, wes wajib iki sesok
BalasHapuswes ndelok gurung cok!! anonim ae kakean cocot wkwkwk
Hapus